Pembantu Bispak Yang Sangat Binal Dan Sexy




Cerita Dewasa Terbaru | Namaku Yenni, umurku sekarang 28 tahun, aku sudah menikah dan aku mempunyai seorang anak. Aku menikah pada saat umurku yang masih muda 23 tahun. Waktu itu ekonomi masih sedang-sedang saja, belum sesulit sekarang. Sementara suamiku hanya bekerja disebuah bengkel motor yang tak pasti penghasilannya, sementara kebutuhan semakin lama semakin banyak. Dengan penghasilan suamiku yang pas-pas an tentunya sangat kurang untuk mencukupi kebutuhan hidup kami. Dan aku memutuskan untuk bekerja, tapi mau bekerja apa dengan masih mempunyai tanggungan anak kecil yang tak bisa aku tinggalkan. Setiap malam aku selalu kepikiran dengan hal itu, sampai membuatku tak dapat tidur. Kemudian aku membicarakan masalah ini dengan suamiku dan aku meminta ijin untuk bekerja dan suamiku pun mengijinkannya asalkan anakku tidak terlantar.
Suatu hari saat aku sedang pergi kepasar, aku bertanya pada teman-temanku yang ada dipasar, aku bertanya apakah ada suatu pekerjaan untukku. Dan salah satu temanku langsung berkata kemaren aku ditawari pekerjaan oleh seseorang tapi keliatannya sekarang orangnya tidak sedang disini, biasanya orang itu ada diwarung depan. Namanya mas Yudi, kalau gak salah dia sering dimintai orang-orang mencarikan pembantu, besokkalau orangnya datang kesini aku kasih tau kamu “kata temenku”. Ya gak papa deeh, besok kalau dia kesini kamu cepet hubungi aku ya “kataku”.
Keesokan harinya sekitar jam setengah 10 aku ditelpon temanku mengabarkan kalau mas Yudi sudah ada diwarung dan aku disuruh untuk langsung menuju pasar. Tak memakai lama aku langsung berangkat kepasar, dan tak lama ketika aku sudah sampai aku langsung diantarkan oleh temanku menemui mas Yudi dan “Mas yudi ini temanku yang sedang mencari pekerjaan” kata temanku. “Oowwhhh iya, nama kamu siapa neng??” tanya mas Yudi. “Yenni mas, ada pekerjaan untuk saya mas??” tanyaku. “begini saja, gak enak kalau ngomong disini, mending ngomong dirumahku saja, kamu bawa motor??” tanya mas Yudi. “Enggak mas, aku naek sepeda soalnya rumahku gak jauh dari sini mas” jawabku. “Yaudah kamu bonceng aku saja, rumahku juga gak terlalu jauh dari sini kok, paling Cuma 15 menit saja” ajak mas Yudi.

Langsung mas Yudi mengambil mengambil motornya dan aku juga langsung memboncengnya, dan kita langsung menuju rumah mas Yudi. Setelah benar 15 menit perjalanan sampailah aku dirumah mas Yudi, terlihat rumahnya lumayan besar, terlihat sangat bagus dekorasinya. Kemudian aku disuruh masuk rumahnya, dan dipersilahkan duduk. “mbak mau minum apa??” tanya mas Yudi. “Apa saja mas, air putih juga gak papa kok mas” jawabku. Mas Yudi kemudian mengambilkan aku segelas air putih dan kami mulai mengobrol. “Emang mas mau menawarkan pekerjaan apa kepadaku mas??” tanyaku. “Kamu mau gak jadi pembantuku, dirumahku ini sudah gak ada pembantu jadi aku agak susah mengurus rumah ini” “ kata mas Yudi. “Jam kerja nya mas??” tanyaku. “Ya biasa saja lah, mulai jam 8 dan kamu bisa pulang jam 5 sore, gimana??” tanya mas Yudi. “Tapi aku boleh bawa anak kan mas, soalnya anakku ini gak bisa ditinggal mas soalnya gak ada yang mengurusnya dirumah” tanyaku.

“Iyha gak papa kok, tapi kalau bisa kalau kamu bekerja ankmu ditidurkan saja biar gak mengganngu kerjamu” jawab mas Yudi. “Lha aku bisa mulai kerja kapan mas??” tanyaku. “besok kamu bisa langsung mulai kerja, kamu juga lihat kan, nie rumah sudah berantakan dan kotor gak ada yang ngurus” jawab mas Yudi. “Iyha bisa mas, lha istri mas dimana??” tanyaku. “Aku sudah bercerai dengan istriku setahun yang lalu dan anakku ikut mamahnya semua, jadi ya aku sendirian dirumah” jawab mas Yudi. “Ooowh begitu mas, maaf mas Yenni gaktau mas” ucapku. “Aaaahhh gak papa kok, santai aja kali” ucap mas Yudi. Akhirnya setelah kita sepakat aku meminta mas Yudi untuk mengantarku kembali kepasar karena sepedaku masih dipasar.


Sampai dirumah aku ngomong sama suamiku dan suamiku pun hanya mengangguk tanda dia menyetujui pekerjaanku. Dan keesokan harinya setelah aku masak untuk sarapan suamiku aku langsung berangkat menuju rumah mas Yudi.sesampai dirumahnya mas Yudi sedang berda diteras rumahnya sambil minum secangkir kopi sambil merokok menyambutku, pagi itu aku berangkat terlalu pagi, setengah 8 aku sudah sampai rumah mas yudi. Dan “Kok pagi sekali kamu Yenn, ini kan juga belum jam 8” sambut mas Yudi. “Iyha gak papa pak, aku juga sudah terbiasa bangun pagi” jawabku. “yaudah sana masuk aja, kerjakanlah apa yang harus kamu kerjakan, pastinyakamu udah mengerti kan dan satu lagi, jangan panggil aku pak, panggil mas saja??” ujar Mas Yudi. “Iyha maaf mas” jawabku.

Kemudian aku langsung masuk rumah mas Yudi dan langsung memulai pekerjaanku. Setelah aku fikir matahari sudah mulai keluar aku melihat mas Yudi masuk rumahnya, saat itu aku sedang ngepel lantai rumahnya dan anakku sudah aku tinggal dikamar belakang karena sudah tidur. Ketika mas Yudi masuk rumah dia menghampiriku “Anakmu sudah tidur ya Yenn??” tanyanya. “Iyha mas, aku tidurkan dikamar belakang” jawabku. Setelah mendengar jawabanku mas Yudi pergi meninggalkanku dan aku kembali melanjutkan perkerjaanku. Seminggu aku bekerja sikap mas Yudi masih biasa-biasa saja, seperti apa adanya.


Hari senin waktu itu, ketika suamiku hendak pergi ke bengkel, dia pamit akan pulang larut malam, karena ada motor yang harus dilemburnya karena pemiliknya minta hari itu juga selesai. Dan kemudian setelah pekerjaan rumah selesai aku langsung berangkat kerumah mas Yudi. Saat aku sampai dirumah mas Yudi dan masuk rumahnya aku dikagetkan dengan penglihatanku, aku melihat mas Yudi sedang duduk diruang tamu sedang melihat TV dengan tanpa kaos dan hanya menggunakan celana boxer saja. Terlihat sesuatu gundukan besar berada dibalik boxer mas Yudi, tapi aku membuarkannya saja dan langsung menuju dapur. Aku sempet kepikiran apakah gundukan besar itu mungkin Penis mas Yudi sebesar itu, ucapku dalam hati. Sambil aku mencuci piring dan kepikiran apa yang aku lihat tadi.


Setelah aku selesai mencuci piring aku langsung menuju belaknag rumah untuk mencuci baju-baju mas Yudi. Tak berapa lama saat aku mencuci aku dikagetkan dengan suara “Eheeem…kamu cantik juga ya Yenn, beruntung juga laki-laki yang menikahi kamu” kata mas Yudi. “Aaaahhh…. Mas bisa aja” jawabku sambil tersipu. “Beneran kamu cantik dan seksi Yenn, anak kamu udah tidur kan??” tanya mas Yudi. “Sssss…uuu….Sudah mas” jawabku singkat karena pas aku jawab dan menengok kebelakang aku melihat tonjolan besar dari boxer mas Yudi. “Kenapa kaget gitu Yenn, kamu gak papa kan??” ucap mas Yudi. Sambil terus melihatnya “Enggg…Nnngggak papa kok mas, Yenni baik-baik saja” Jawabku. Yaudah aku mau mandi dulu ya Yenn, nanti kalau aku memerlukanmu aku akan memanggilmu” mas Yudi pamit dan langsung pergi menuju kamar mandi. Aku sejenak tertegun dengan apa yang kulihat tadi, sangat besar sekali, tak sebesar punya suamiku.


Setelah aku selesai mencuci piring aku langsung menuju belaknag rumah untuk mencuci baju-baju mas Yudi. Tak berapa lama saat aku mencuci aku dikagetkan dengan suara “Eheeem…kamu cantik juga ya Yenn, beruntung juga laki-laki yang menikahi kamu” kata mas Yudi. “Aaaahhh…. Mas bisa aja” jawabku sambil tersipu. “Beneran kamu cantik dan seksi Yenn, anak kamu udah tidur kan??” tanya mas Yudi. “Sssss…uuu….Sudah mas” jawabku singkat karena pas aku jawab dan menengok kebelakang aku melihat tonjolan besar dari boxer mas Yudi. “Kenapa kaget gitu Yenn, kamu gak papa kan??” ucap mas Yudi. Sambil terus melihatnya “Enggg…Nnngggak papa kok mas, Yenni baik-baik saja” Jawabku. Yaudah aku mau mandi dulu ya Yenn, nanti kalau aku memerlukanmu aku akan memanggilmu” mas Yudi pamit dan langsung pergi menuju kamar mandi. Aku sejenak tertegun dengan apa yang kulihat tadi, sangat besar sekali, tak sebesar punya suamiku.

Setelah aku selesai mencuci piring aku langsung menuju belaknag rumah untuk mencuci baju-baju mas Yudi. Tak berapa lama saat aku mencuci aku dikagetkan dengan suara “Eheeem…kamu cantik juga ya Yenn, beruntung juga laki-laki yang menikahi kamu” kata mas Yudi. “Aaaahhh…. Mas bisa aja” jawabku sambil tersipu. “Beneran kamu cantik dan seksi Yenn, anak kamu udah tidur kan??” tanya mas Yudi. “Sssss…uuu….Sudah mas” jawabku singkat karena pas aku jawab dan menengok kebelakang aku melihat tonjolan besar dari boxer mas Yudi. “Kenapa kaget gitu Yenn, kamu gak papa kan??” ucap mas Yudi. Sambil terus melihatnya “Enggg…Nnngggak papa kok mas, Yenni baik-baik saja” Jawabku. Yaudah aku mau mandi dulu ya Yenn, nanti kalau aku memerlukanmu aku akan memanggilmu” mas Yudi pamit dan langsung pergi menuju kamar mandi. Aku sejenak tertegun dengan apa yang kulihat tadi, sangat besar sekali, tak sebesar punya suamiku.

Setelah kurang lebih satu jam, sekarang mengepel suma lantai rumah mas Yudi, saat aku mengepel ruang depan rumah mas Yudi, suara tedengar begitu keras memanggilku dari kamar mas Yudi “Yeeeennnn…Yeeeennn….Yeeennnniiiii” panggil mas Yudi. Aku dengan segera melepaskan lap pel aku langsung menuju kamar mas Yudi “Iyha mas, ada yang bisa saya bantu mas” tanyaku dari pintu kamar. “Sini masuk, tolong oleskan minyak ini dipinggangku” pinta mas Yudi. Aku segera masuk kamarnya, tercium aroma yang sangat harum sekali dikamarnya dan aku langsung mengambil minyak yang akan aku oleskan. Ketika aku sudah duduk di ranjang mas Yudi, mas Yudi malah berdiri dan “tunggu sebentar ya” mas yudi beranjak menuju pintu aku kira mau mengambil apa tapi ternyata mas Yudi mengancing pintu kamarnya dan mengambil kuncinya.


“Mas mau ngapain aku, kok kamarnya dikunci begitu”tanyaku dengan sedikit takut

“Gak papa kok Yenn, aku Cuma ingin kamu puaskan saja kok, mumpung anakmu tidur” jawab mas Yudi sambil tersenyum penuh nafsu
“Jangan mas, jangan lakukan itu kepadaku mas” pintaku pada mas Yudi
Tanpa menjawab mas Yudi langsung menuju kearahku dan langsung menarik tanganku
“Ayooo Laaah Yeenn, sebentar saja, sudah lama aku tidak dipuaskan oleh wanita Yenn” ujar mas Yudi
“Jaaaa…Ngggaaaaan mas” aku terus berontak


Tapi dengan kekuatan mas Yudi mendekapku aku sudah tak bisa bergerak lagi, mas Yudi langsung menciumi bibirku dengan buasnya. Dengan wajahnya yang dipenuhi dengan hawa nafsu mas Yudi langsung meremas payudaraku dan masih dengan menciumiku. Aku masih saja berontak, tapi aku tetap saja tak berdaya melawan kekuatan mas Yudi yang sangat kekar. Dengan liarnya mas Yudi langsung memasukkan tangannya didalam kaosku dan langsung meremas-remas toketku. Aku yang sudah tak berdaya akhirnya hanya menikmati saja perlakuan dari majikanku itu. Setelah mas Yudi mengetahui kalau aku sudah pasarah mas Yudi dengan buasnya langsung membuka kaosku sekalian membuka pengait BH ku dan sekarang aku sudah telanjang dada.



Mas Yudi dengan lahapnya langsung melumat putting coklatku yang sudah membesar “Aaaahhh….Aaaahhh….Maaasss” desahku saat mas Yudi melumat putingku. Mas Yudi menjilati semua badanku dengan lidahnya, sehinga aku sendiri lama-lama menjadi kebawa suasana dan aku juga sudah menjadi birahi. Setelah puas dengan toketku sekarang tangan mas Yudi menuju vaginaku, dielus-elusnya vaginaku dari luar celana dalamku sambil terus menciumiku dan kadang meluat payudaraku. Saat tangannya menyentuh klitorisku “Ouuuhh…Maass” aku mendesah. Mas Yudi menjadi semakin bersemangat sehingga mas Yudi langsung melepas rok dan sekalian mecopot celana dalam yang aku pakai, sehingga telanjanglah sudak aku sekarang.


Mas Yudi langsung turun menuju vaginaku, dan dia langsung menghisap klitorisku dan saat bibirnya menyentuh klitorisku aku pun langsung mengerang “Ooouuugghh….Aaaarrggghhh…Ooouughh…Maaaaasss”. Aku belum pernah mendapatkan perlakuan yang seperti ini dari suamiku. Mas Yudi memainkan lidahnya di klitorisku sambil sesekali lidahnya masuk dalam memekku, dengan polah mas Yudi yang seperti aku tak kuasa menahan desahan serta eranganku yang terus keluar dari mulutku “Ouuuugghh…Maaasss….Geelllliiii…Maaasss….Aaaarrrgghhh”. Tapi tanpa memperdulikan eranganku mas Yudi terus melanjutkan jilatannya, sekarang ditambah jilatan mas Yudi diirngi dengan jari mas Yudi yang masuk dalam memekku, aku semakin tak kuasa menahannya. Dan setelah kurang lebih 15 menit mas Yudi memainkan memekku dengan lidah dan jarinya aku mengerang lagi “Aaaaggghhh…Maaasss….Yeennniii…Maaauuu….Keluaaarrr…” mas Yudi kemudian melepaskan vaginaku dari mulutnya dan sekejap cairan spermaku keluar mengucur dari memekku, aku orgasme utuk yang pertama kalinya.
Aku pun terkulai lemas, tapi mas Yudi gak mau tahu dia langsung mebuka boxer dan celana dalamnyadan keluarlah Penis yang sangat besar sekali dan sangat panjang. Dia langsung mengarahkan Penisnya didepan mulutku dan meminta “Isep sebentar ya Yeeen, Gantian” ujar mas Yudi. Mas Yudi langsung memegang kepalaku dan langsung memasukkan penisnya dimulutku. Besar sekali penisnya, sampai memenuhi semua ruang mulutku. Dimaju-mundurkan penisnya dalam mulutku, aku yang tak pernah melakukan itu hanya terdiam dengan mengikuti permainan mas Yudi. Mas Yudi memintaku menjilati kepala penisnya, dan aku pun menurutinya. “Aaaaahhhh….Niiiik..Maaattt….Baaangeeet Yeeen…” desah mas Yudi. Aku pun lalu kembali mengulum penisnya sembari sesaat menjilati penis mas Yudi.

Aku pun terkulai lemas, tapi mas Yudi gak mau tahu dia langsung mebuka boxer dan celana dalamnyadan keluarlah Penis yang sangat besar sekali dan sangat panjang. Dia langsung mengarahkan Penisnya didepan mulutku dan meminta “Isep sebentar ya Yeeen, Gantian” ujar mas Yudi. Mas Yudi langsung memegang kepalaku dan langsung memasukkan penisnya dimulutku. Besar sekali penisnya, sampai memenuhi semua ruang mulutku. Dimaju-mundurkan penisnya dalam mulutku, aku yang tak pernah melakukan itu hanya terdiam dengan mengikuti permainan mas Yudi. Mas Yudi memintaku menjilati kepala penisnya, dan aku pun menurutinya. “Aaaaahhhh….Niiiik..Maaattt….Baaangeeet Yeeen…” desah mas Yudi. Aku pun lalu kembali mengulum penisnya sembari sesaat menjilati penis mas Yudi.

Aku pun terkulai lemas, tapi mas Yudi gak mau tahu dia langsung mebuka boxer dan celana dalamnyadan keluarlah Penis yang sangat besar sekali dan sangat panjang. Dia langsung mengarahkan Penisnya didepan mulutku dan meminta “Isep sebentar ya Yeeen, Gantian” ujar mas Yudi. Mas Yudi langsung memegang kepalaku dan langsung memasukkan penisnya dimulutku. Besar sekali penisnya, sampai memenuhi semua ruang mulutku. Dimaju-mundurkan penisnya dalam mulutku, aku yang tak pernah melakukan itu hanya terdiam dengan mengikuti permainan mas Yudi. Mas Yudi memintaku menjilati kepala penisnya, dan aku pun menurutinya. “Aaaaahhhh….Niiiik..Maaattt….Baaangeeet Yeeen…” desah mas Yudi. Aku pun lalu kembali mengulum penisnya sembari sesaat menjilati penis mas Yudi.

Aku pun terkulai lemas, tapi mas Yudi gak mau tahu dia langsung mebuka boxer dan celana dalamnyadan keluarlah Penis yang sangat besar sekali dan sangat panjang. Dia langsung mengarahkan Penisnya didepan mulutku dan meminta “Isep sebentar ya Yeeen, Gantian” ujar mas Yudi. Mas Yudi langsung memegang kepalaku dan langsung memasukkan penisnya dimulutku. Besar sekali penisnya, sampai memenuhi semua ruang mulutku. Dimaju-mundurkan penisnya dalam mulutku, aku yang tak pernah melakukan itu hanya terdiam dengan mengikuti permainan mas Yudi. Mas Yudi memintaku menjilati kepala penisnya, dan aku pun menurutinya. “Aaaaahhhh….Niiiik..Maaattt….Baaangeeet Yeeen…” desah mas Yudi. Aku pun lalu kembali mengulum penisnya sembari sesaat menjilati penis mas Yudi.

Aku pun terkulai lemas, tapi mas Yudi gak mau tahu dia langsung mebuka boxer dan celana dalamnyadan keluarlah Penis yang sangat besar sekali dan sangat panjang. Dia langsung mengarahkan Penisnya didepan mulutku dan meminta “Isep sebentar ya Yeeen, Gantian” ujar mas Yudi. Mas Yudi langsung memegang kepalaku dan langsung memasukkan penisnya dimulutku. Besar sekali penisnya, sampai memenuhi semua ruang mulutku. Dimaju-mundurkan penisnya dalam mulutku, aku yang tak pernah melakukan itu hanya terdiam dengan mengikuti permainan mas Yudi. Mas Yudi memintaku menjilati kepala penisnya, dan aku pun menurutinya. “Aaaaahhhh….Niiiik..Maaattt….Baaangeeet Yeeen…” desah mas Yudi. Aku pun lalu kembali mengulum penisnya sembari sesaat menjilati penis mas Yudi.

Setelah kurang lebih 10 menit aku menjilati Penis mas Yudi, mas Yudi menarik Penisnya dari mulutku dan mecium bibirku dan langsung mengrahkan Penisnya diliang Vaginaku. Mas Yudi menggesek-gesekan kepala penisnya di memekku, geli aku rasa tapi aku menikmatinya. masYudi dengan pelan-pelan mulai memasukkan Penisnya, terasa sangat besar sekali “Ouuuhhh….” Desahku. Mas Yudi memaju mundurkan kepala Penisnya dalam memkku, semakin lama semakin kedalam dan akhirnya “Bleeeeeesssssss….” Seluruh penis mas Yudi masuk dalam vaginaku dan aku iringi dengan desahanku “Oooouuggghhhh…..”. mas Yudi mulai memaju mundurkan Penisnya dengan pelan-pelan dan saking besarnya Penis mas yudi aku tak henti terus mendesah kenikmatan.

Semakin lama mas Yudi menyodok memekku semakin kencang, “Oooouuuuhhh….Aaaggghhhh…Ooouuuggghhh…Aaaagghh…” aku semakin mengerang saat sodokan mas Yudi semakin keras. “Ploooookk…Ploook…Ploook….” Suara benturan tubuh kami yang sudah basah karena keringat. Sekitar 15 menit mas Yudi memompaku aku tak kuasa menhannya dan akhirnya “Oooouugghhhh….Maaassss…” aku keluar untuk yang kedua kalinya, tapi dengan kuatnya mas Yudi belum kelihatan akan orgasme.

Mas Yudi kemudian membalikkan tubuhku sehingga sekarang aku dalam posisi nungging. Dengan segera mas Yudi memasukkan Penisnya dan langsung menyodokkan penisnya dengan keras tanpa mempedulikan aku yang lemas. “Aaaggghhh….Ouuugghhh…Aaagghhh…” aku terus mengerang menimati sodokan dari mas Yudi. Sambil meremas toketku mas yudi lebih bersemangat menyodoku, akupun dengan gairahku juga ikut mendorong memekku maju mundur. Dan setelah kurang lebih 15 menit mas Yudi menyodokku dari belakang, mas Yudi mempercepat sodokannya dan “Aaaaggghhhh….Aaagghhhh…Ouuuggghhh…Ooouuugghhh….Yeeennniiiii…” mas Yudi mencabut penisnya dari memekku dan menghadapkan Penisnya di mukaku. Dan “Crroooot…Crooott…Crooot..” banyak sekali pejuh mas Yudi menghujam mukaku. Tak terhingga pejuh mas Yudi menyemprot mukaku bahkan sebagian ada yang masuk dalam mulutku. Dan setelah mas Yudi keluar mas yudi terkulai lemas diranjang dan akupun mengikutinya dengan tidur disampingnya.

Setelah 5 menit beristirahat, mas Yudi menyuruhku untuk membersihkan sperma yang diwajahku. Aku oun bergegas ke kamar mandi dan membersihkan badanku dari sperma dan air ludah bercampur keringat ditubuhku. 10 menit aku mandi dan selesai mas Yudi kembali memanggilku kembali “Yeeennn….Kesini Yeen…”. “Ada apa lagi mas??” tanyaku. Mas yudi menyodorkan sebuah amplop kepadaku dan “Ini untuk kamu Yeennn karena kmau sudah memuaskan aku hari ini, makasih ya Yeen” ujar mas Yudi. Dengan tanpa menjawab aku meraih amplop tersebut.


Setelah hari itu, seminggu sekali pasti aku dan mas Yudi melakukan hubungan Sex, dan semakin lama mas Yudi tidak memberikan aku algi uang, tapi aku selalu melayaninya akrena aku sendiri juga merasa puas dengan permainan mas Yudi.-

Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks, ABG Bispak Telanjang, Bokep Indonesia, Cerita Dewasa, Cerita Mesum, Cerita Ngentot Janda, Cerita Ngentot Pembantu, Cerita Ngentot Perawan, Cerita Panas, Cerita Pemerkosaan, Cerita Seks Indonesia, Cerita Seks Sedarah, Cerita Selingkuh, Cerita SEX, Cerita Skandal, Cerita Tante Girang, Cewek Telanjang, Foto Bugil, Memek Perawan, Tante Girang, Toket Gede Mulus

BACA SELANJUT NYA (NGENTOT DENGAN ISTRI SAHABATKU

VODKAPOKER88.COM - Poker Online Indonesia Terbesar Dan Terpercaya. 

NGENTOT DENGAN ISTRI SAHABATKU




Perkenalkan namaku Irsan, umurku 30tahun, aku sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak. Aku bekerja sebagai konsultan di sebuah perusahaan kontraktor ternama di kota Jogja. Tuntutan pekerjaan yang membuat aku harus sering pergi keluar kota.

Suatu ketika aku dapat tugas dan harus ke Kota Surabaya, pejabat disini memintaku untuk mengecek kesiapan pembangunan rumah sakit yang ada di kota tersebut, kira –kira satu minggu aku harus berada disana. Tapi hanya dalam waktu 3 hari saja pekerjaan itu terselesaikan.
.
Karena kupikir masih ada beberapa hari tinggal disini jadi aku iseng-iseng buka Facebook sewaktu di kamar hotel, siapa tau ada temen SMA atau SMP yang tinggal di kota ini, ya sekalian silaturahmi ataupun ketemuan.


Setelah kucari ternyata ada juga yang tinggal di sini, namanya Boby, dia dulu satu kelas dengan ku sewaktu duduk di bangku SMP. Segera aku message dan dia membalas serta memberikan nomor WA, biar komunikasinya lebih lancar. Langsung aja aku chat si Boby.

“Siang Boby, ini Irsan yang tadi kita ngobrol lewat FB” sapaku lewat aplikasi WA.
“Siang juga mas Irsan, maaf ini Santi istri mas Boby…mas Bobynya lagi keluar hpnya ketinggalan” balasnya.
“Oh iya mbak maaf menganggu, ini aku teman SMPnya Boby dulu”
“Iya mas, mas Boby juga pernah cerita kalo dulu punya teman akrab waktu SMP namanya mas Irsan.. ngomong-ngomong gimana kabarnya mas?”

“Kabarku baik mbak, ayok kapan kita ketemuan sama keluarga Boby, mumpung aku di Surabaya… oya gimana kabarnya mbak Mika?”
“Kabarku juga baik mas, eh ngomong-ngomong lagi nih mas Irsan nginep dimana, nanti saya kasih tau mas Boby”
“Aku nginep di hotel XXX mbak, nati kalo Boby sudah pulang tolong bilangin besuk siang kita makan saiang bersama, tempatnya saya ngikut aja soalnya saya ga tahu daerah sini”
“Oke deh mas nanti saya sampaikan sama mas Boby, sampai ketemu”.

Mumpung malam ini ga ada kegiatan aku iseng ke diskotik dan karaoke yg ada disebelah hotel. Mau karaoke tapi sendirian, enaknya sih ke diskotik aja, siapa tau ada yang mau nemenin malam ini. Ternyata ramai sekali, karena hari ini ada DJ dari ibukota. Aku langsung ke bar pesen martell satu, kebiasaan di Jogja, martell sebagai umpan cewek untuk mendekat

Benar juga tak berapa lama ada cewek yang mengambil tempat duduk di sampingku, tingginya 165 cm,wajahnya manis, rambutnya sebahu, umurnya sekitar 20an, dia pakai pakaian ketat dan toketnya kelihatan menyembul, rok mini yg dia pakai membuat pahanya yang mulus terlihat jelas, bikin horny aja nih.

Iseng-iseng aku tawarin minum bareng, Eh dia pun mau, kami berkenalan tapi pas musiknya berisik aku ga begitu dengar namanya siapa jadi aku panggil dia mbak aja. Karena dj nya asyik kita pun terbawa suasana, ngobrol kesana kemari sampai 2 botol kita minum bareng. Sengaja aku hentikan minum karena takut jackpot dan bikin buyar.

Kelihatan dia udah mabok, aku mencoba tawarin stay dulu di hotel tempatku menginap. Meskipun waktu itu baru jam 11 malam. Dia ga kuat berjalan, jadinya aku papah dia masuk ke kamar dan kubaringkan di ranjang. Toketnya yang montok dan kencang semakin bikin aku terangsang, dia pun tersenyum ketika aku melihatnya.



“Mas lihat apa?…horni ya?”
“Iya nih, habis minum jadi horni, boleh ga aku minum susunya biar ga mabok…hehehhe”
“Boleh tapi nyusu aja ya jangan yang lainnya”

Karena sudah mendapat persetujuan darinya aku langsung peluk dia, aku mulai mencium bibir merahnya yang menggoda, diapun membalasnya dengan ciuman, hisapan dan lumatan yang ganas. Lidah kami saling menggelitik dan memilin. Kuciumi belakang telinganya, sektika bulu kuduknya berdiri, tanda dia sangat horni.

Secara pelan aku pelorotin pakaiannya, ternyata dia tak memakai Bra, toket yang momtok itu kini menggelantung bebas keluar. Dengan segera putingnya yang berwarna coklat muda aku jilatin dan kuhisap pelan-pelan. Putingnya yang tadinya ga keliatan kini jadi menyembul dan mengeras, kuhisap terus putingnya secara bergantian sambil tangan kananku mencoba menurunkan CDnya.

Sepertinya tak mau kalah diapun meraih celanaku, memintaku untuk berganti posisi aku berada di bawahnya. Segera dia membuka resleting celanaku, dan mengeluarkan kontolku dari dalamnya. Diremanya secara lembut kontolku sambil kadang sesekali dia mengocoknya dengan agak kasar dan membuatku melenguh, menikmati setiap kocokannya.

Dijilati dan dihisapnya kontolku membuatku semakin melayang, hisapannya dan sedotan di kepala kontolku membuatku keenakan, sambil terus dikocok dengan cepat membuat tubuhku serasa di awan, sensasi yang dihadirkan berbeda dengan istriku di rumah memang jauh lebih nikmat.

Merasa akan segera keluar, aku segera tarik rambutnya dan menindihnya memposisikan dia di bawah lagi, kini wajahku tepat berada di depan lubang memeknya. Kubuka pahanya dan mulai menjilati memeknya, kusedot sedot memeknya yang sudah sangat basah, sambil aku pilin-pilin putingnya, dia mendesah dan semakin bergelinjang tak karuan,

“AAHH…AHHH, ENAK MASSS… ADUHHH AMPUUUN ENAAAK SEEEKALIIII MASSS…. AAAH UUUUH”

Tak lama kemudian tubuhnya tiba-tiba mengejang “OOOHHH MAS…AKU KELUAAAAR…” aku pun lalu menghisap memeknya lebih kuat, sehingga dia menggelinjang lebih dahsyat.

Cairan yang keluar dari memeknya itu aku sedot rasanya nikmat, gurih. Tanpa berlama-lama aku langsung masukkan kontolku ke lubang memeknya, dia sedikit protes karena ga ada jeda, “BLESSSS…” kontolku masuk ke dalam luabng memeknya.

“AAAAHH… ENAAAK BANGEEET MASSS…OOOHH YEESSS…” desahnya. Kugoyangkan pantatku sehingga kontolku semakin masuk ke dalam memeknya yang sudah basah dibanjiri oleh cairan kenikmatan.

“UUH… AAAH… UUUH… AAAH… KONTOOOOLMU ENNAAAAK BANGEEEEt MASSSS…..UUUHH AAAH” rancunya sambil matanya merem wajahnya mendongak keatas, tanda dia menikmati persetubuhan ini. Aku semakin bergairah, aku genjot memeknya lebih kencang lagi, toketnya ikut bergoyang tak karuan sesuai irama genjotanku, sementara mulutnya terus mendesah kenikmatan.


“OOOHHH MAASS AKU MAU KELUAR LAGI NIIHH AAHHH….”
“TAHAN SEBENTAR YAA KITA KELUAR BERSAMAAAN…MEMEKMU ENAK BANGEEETTT…AAHHHH…”
“KELUAARIIN DII DALAM YAAAA MASS, JANGAAN DI PUUUTUUUSSS AAAAH…”

Aku semakin terpacu untuk menggenjotnya lebih cepat,

“AAAHHH, AKUUUU KELUAAAAR MAAAAS” jeritnya dengan tubuh mengejang hebat. Kontolku semakin ditarik ke dalam rasanya berkedut kedut dan itu membuatku semakin blingsatan jadinya, akhirnya ga bisa ditahan lagi,
“AAAH KITAAA BAREEENG YAAA, CROOOTTT…CROOOTTT… CROOTTT” bersamaan spermaku muncrat di lubang memeknya



kemudian kubaringkan tubuhku disampingnya, sekali kali kita berciuman, sangat puas sekali malam ini. Kita istirahat sejenak melepas lelah sambil berpelukan.

Sekitar jam 1 malam hpnya berbunyi, dia segera mengambil hp itu di tasnya. Samar-samar ketika menjawab terlihat ada tulisan HUSBAND…. wtf, ternyata dia dah punya suami…

“Maaf mas, aku harus pulang ya ga bisa nemenin. Suamiku ternyata dalam perjalanan pulang ke rumah, aku kira dia ga pulang malam ini”

“Iya gapapa kog say, aku panggilkan taksi ya”

“Iya mas makasih, kapan kapan kita lanjut lagi ya…kontolmu enak banget…ini nomerku 081392111xxx” katanya sambil menuliskan no hpnya di kertas memo hotel.

Dia lalu ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setangah jam kemudian dia pergi denagn taksi yang sudah aku pesan lewat resepsionis tanpa aku anterin ke lobby, akupun melanjutkan tidur karena kecapekan dan efek alkohol yang masih tersisa tanpa baju yang menempel.

Aku tak tau tidur sampai berapa jam, sampai aku terbangun, gara-gara merasa geli karena kontolku seperti ada yang memijat –pijat. Begitu aku buka mata, ternyata kontolku sedang di kulum oleh cewek yang memakai seragam cleaning service hotel ini, dia masih muda dan berparas cantik.

Aku pura-pura ga tau, takut dia kaget, tapi memang ga bisa dibohongi, sangat nikmat, sehingga aku meleguh, cewek itu pun kaget dan wajahnya pucat begitu melihatku bangun, tapi segera aku pegang kepalanya supaya ga melepas kulumannya.

“AAAHHH ENAK MBAAA TERUUUSSS MBAAA…” desahku. Dengan sigap Yani, liat namanya di seragam, mengocok kontolku lebih cepat. Kocokannya itu membuatku semakin terangsang, tapi aku ga mau cuman di kocok doang.

Kubimbing Yani tidur di ranjang, aku lucutin semua seragamnya, mungkin karena Kina sange, maka dia diam aja ketika aku melucuti seragamnya. Kuciumi dan kulumat bibirnya, dan Yani pun membalas ciumanku dengan ganasnya. Perlahan aku buka Bhnya, aku remas-remas toketnya.

Putingnya yang sedari tadi sudah mengeras aku pilin pilin sehingga dia tambah mendesah keenakan. Kuciumin lehernya semakin ke bawah kearah toketnya. Ukuran toket Yani tak kalah montok dengan milik cewek yang tadi malam aku entotin membuat aku jadi tambah bergairah. Kujilati dan sesekali kuhisap putingnya, Yani pun mendesah nikmat.

Tangankupun bergelirya di selangkangannya, memeknya tembem bersih, tanpa rambut. Aku raba dan lugesek lembut dengan tanganku, terasa memek Yani sudah sangat basah, ketika aku hendak menjilati memeknya dia menarik kepalaku sambil berkata,

“PAAAK JANGAAN… JIJIIIK”

Aku ga peduli dengan apa yang dia ucapkan, pahanya kubuka lebar dan aku jilatin memeknya, dia semakin menggelinjang. Aku pun menjilati itilnya yang membuat Yani makin mendesah, karena sudah basah sekali akupun lalu mengarahkan kontolku ke memeknya.

Terasa masih sangat sempit, aku sedikit memaksa kontolku supaya bisa masuk. sambil pelan-pelan aku goyang, “BLEEESS….”
Kini gilranku yang mendesah nikmat serasa kontolku di pijat-pijat enak, masih rapet sekali memek Yani ini aku genjot agak cepat karena keenakan. Yani semakin blingsatan, akhirnya tubuhnya mengejang, bergetar dan tiba-tiba dia teriak,

“AAAHHH… AKUUUU KELUAAAR PAAAA…EEENNAAAAK SEKALI PAAAAKKK”

Memeknya tambah licin, karena cairan kewanitaannya, akupun mempercepat sodokan kontolku, hingga akhirnya aku orgasme “CROOOTtt…CROOOTTT..CROOOTTT…” enak sekali rasanya, meskipun sudah keluar, kontolku masih aku tancepin di memeknya, pelan pelan aku cabut kontolku dan kurebahkan tubuhku di sampingnya, aku liatin wajahnya yang nampak kecapekan, tapi ada kepuasan di matanya.

“Maaf pak, kamar bapak tadi saya ketok ga ada jawaban, saya memberanikan diri untuk masuk dan liat bapak telanjang, kebetulan saya lagi kepengin, saya janda pak suami saya sudah lama meninggal… saya terangsang liat bapal bugil.. sekali lagi maaf pak kalo saya lancang” katanya lirih

“Iya gapapa Yani, aku senang kog, oya panggil saja aku Irsan, kalo kamu kepingin lagi langsung kesini aja, aku disini masih beberapa hari kog, rumah Yani dimana, jauh dari sini ga?” kataku.

“Lumayan mas… deket pasar rumahku kapan-kapan mampir ya mas”

“Iya nanti aku main ke tempatmu, boleh nginep ga di rumahmu”

“Boleh aja kog mas, tapi syaratnya harus puasin saya lagi ya hehhe..” katanya sambil tersenyum.

Aku pun tersenyum dan kemudian mencium bibirnya dengan lembut, maksud hati iingin mengajaknya ke ronde ke dua, tapi dia menolak, karena takut di cari supervisornya. Akhirnya kita mandi bareng mesra aja berdua.

Sebelum Yani pergi aku kasih dia uang Rp 500.000,- awalnya dia menolak tapi aku paksa supaya dia menerima, dan diapun menciumku dengan horni lagi, tapi karena HT-nya sudah berisik mencari namanya, akhirnya Yani keluar meninggalkan kamarku.

Setelah Yani pergi, kunyalakan HPku, banyak sekali WA yang masuk, dari Istri, Ortu, Kantor, dan Boby. Seperti yang di janjikan kemari, Anto menanyakan apakah hari ini jadi ketemuan.

“Hy bro kita ketemuan dimana nih” tanyaku

“Di rumah makan padang aja yang dekat dengan hotel tempatu menginap, setengah jam lagi bisa soalnya entar sore aku harus ke Jakarta” jawab Boby.

“Siap bro”

Aku segera mempersiapkan diri untuk ketemu Boby dan keluarganya, kuambil mobil CRV ku di parkiran menuju ke lokasi yang telah ditentukan. Tak berselang lama, aku berada di lokasi yang dimaksud, karena sudah lama ga ketemu, aku lupa sekarang wajah Boby seperti apa, aku telpon dia, di sebelah ujung restoran ada seorang pria kurus memakai baju putih melambaikan tangannya. Aku pun menuju ke meja tersebut.

“Hy bro kamu sendirian?” sapaku

“Ga bro aku sama istriku dia lagi ke toilet” jawab Boby.

Akupun duduk dan memesan makanan di restoran itu.

“Awet muda ya kamu, oya katanya istrimu seorang model ya.. maaf aku ga dateng ke nikahanmu”

“Hehehe…iya bro. Aku nikah umur 25 tahun dan istriku saat itu baru 18 tahun… ketiban rejeki bro… hahahaha…”

Kami pun ngobrol kesana kemari mengingat kejailan-kejailan kita semasa SMP dulu. Tak berselang beberapa lama ada seorang wanita datang dari belakangku dan langsung duduk disebelah Boby. Wanita itu menunduk begitu kita saling bertatap muka. Wajahnya dia sembunyikan tak berani memandang ke arahku.

Boby memperkenalkan wanita itu bernama Santi, istrinya. Deg… Aku terkejut sampai batuk, jantungku terasa mau copot. Santi ternyata wanita yang di ranjangku semalam. Kita bersalaman agak lama, berlagak tidak kenal, untung situasinya bisa terkendalikan layaknya tak terjadi apa-apa antara kita. Makan siangpun berjalan lancar, dan akhirnya aku balik lagi ke hotel. Di Hotel HP berbunyi, ada WA dari nomer tak dikenal.

“mas Boby sore ini ke Jakarta lagi, nanti aku ke hotel kamu ya”

Baca pesan itu aku jadi tersenyum sendiri. “LOVE THIS CITY”

BACA JUGA SELANJUTNYA (Nikmatnya Memek Tante Emi Dan Sedotan Sepong Nya)

VODKAPOKER88.COM - Poker Online Indonesia Terbesar Dan Terpercaya. 






Nikmatnya Memek Tante Emmi Sedotan Sepong Nya

CERITA BISYAR 18++

Kejadian ini terjadi ketika aku kelas 3 SMP, yah aku perkirakan umur aku waktu itu baru saja 14 tahun. Aku entah kenapa yah perkembangan sexnya begitu cepat sampai-sampai umur segitu ssudah mau ngerasain yang enak-enak. Yah itu semua karena temen nyokap kali yah, Soalnya temen nyokap Aku yang namanya Tante Erni (biasa kupanggil dia begitu) orangnya cantik banget, langsing dan juga awet muda bikin aku bergetar.

Tante Erni ini tinggal dekat rumahku, hanya beda 5 rumahlah, nah Tante Erni ini cukup deket sama keluargaku meskipun enggak ada hubungan saudara. Dan dapat dipastikan kalau sore biasanya banyak ibu-ibu suka ngumpul di rumahku buat sekedar ngobrol bahkan suka ngomongin suaminya sendiri. Nah Tante Erni inilah yang bikin aku cepet gede (maklumlah anak masih puber kan biasanya suka yang cepet-cepet).

Biasanya Tante Erni kalau ke rumah Aku selalu memakai daster atau kadang-kadang celana pendek yang bikin aku ser.. ser.. ser.. Biasanya kalau sudah sore tuh ibu-ibu suka ngumpul di ruang TV dan biasanya juga aku pura-pura nonton TV saja sambil lirak lirik. Tante Erni ini entah sengaja atau nggak aku juga enggak tahu yah. Dia sering kalau duduk itu tuh mengangkang, kadang pahanya kebuka dikit bikin Aku ser.. ser lagi deh hmm.


Apa keasyikan ngobrolnya apa emang sengaja Aku juga enggak bisa ngerti, tapi yang pasti sih aku kadang puas banget sampai-sampai kebayang kalau lagi tidur. Kadang kalau sedang ngerumpi sampai ketawa sampai lupa kalau duduk nya Tante Erni ngangkang sampai-sampai celana dalemnya keliatan (wuih aku suka banget nih). Pernah aku hampir ketahuan pas lagi ngelirik wah rasanya ada perasaan takut malu sampai-sampai Aku enggak bisa ngomong sampai panas dingin tapi Tante Erni malah diam saja malah dia tambahin lagi deh gaya duduknya. Nah dari situ aku sudah mulai suka sama tuh Tante yang satu itu. Setiap hari pasti Aku melihat yang namanya paha sama celana dalem tuh Tante.

Pernah juga Aku waktu jalan-jalan bareng ibu-ibu ke puncak nginep di villa. Ibu-ibu hanya bawa anaknya, nah kebetulan Mami Aku ngsajak Aku pasti Tante Erni pula ikut wah asyik juga nih pikir ku. Waktu hari ke-2 malam-malam sekitar jam 8-9 mereka ngobrol di luar deket taman sambil bakar jagung. Ternyata mereka sedang bercerita tentang hantu, ih dasar ibu-ibu masih juga kaya anak kecil ceritanya yang serem-serem, pas waktu itu Tante Erni mau ke WC tapi dia takut. Tentu saja Tante Erni di ketawain sama gangnya karena enggak berani ke WC sendiri karena di villa enggak ada orang jadinya takut sampai-sampai dia mau kencing di deket pojokan taman.

Lalu Tante Erni menarik tangan Aku minta ditemenin ke WC, yah aku sih mau saja. Pergilah aku ke dalam villa sama Tante Erni, sesampainya Aku di dalam villa Aku nunggu di luar WC eh malah Tante Ernin ngsajak masuk nemenin dia soalnya katanya dia takut.

"Lex temenin Tante yah tunggu di sini saja buka saja pintu nya enggak usah di tutup, Tante takut nih", kata Tante Erni sambil mulai berjongkok.

Dia mulai menurunkan celana pendeknya sebatas betis dan juga celana dalamnya yang berwarna putih ada motif rendanya sebatas lutut juga. "Serr.. rr.. serr.. psstt", kalau enggak salah gitu deh bunyinya. Jantungku sampai deg-degan waktu liat Tante Erni kencing, dalam hatiku, kalau saja Tante Erni boleh ngasih liat terus boleh memegangnya hmm. Sampai-sampai aku bengong ngeliat Tante Erni. 

"Heh kenapa kamu Lex kok diam gitu awas nanti kesambet" kata Tante Erni. 
"Ah enggak apa-apa Tante", jawabku. 
"Pasti kamu lagi mikir yang enggak-enggak yah, kok melihatnya ke bawah terus sih?", tanya Tante Erni. 
"Enggak kok Tante, aku hanya belum pernah liat cewek kencing dan kaya apa sih bentuk itunya cewek?" tanyaku.

Tante Erni cebok dan bangun tanpa menaikkan celana sama CDnya.

"Kamu mau liat Lex? Nih Tante kasih liat tapi jangan bilang-bilang yah nanti Tante enggak enak sama Mamamu", kata Tante Erni.

Aku hanya mengangguk mengiyakan saja. Lalu tanganku dipegang ke arah vaginanya. Aku tambah deg-degan sampai panas dingin karena baru kali ini Aku megang sama melihat yang namanya memek. Tante Erni membiarkanku memegang-megang vaginanya.


"Sudah yah Lex nanti enggak enak sama ibu-ibu yang lain dikirain kita ngapain lagi". 
"Iyah Tante", jawabku.

Lalu Tante Erni menaikan celana dalam juga celana pendeknya terus kami gabung lagi sama ibu-ibu yang lain.

Esoknya aku masih belum bisa melupakan hal semalam sampai sampai aku panas dingin. Hari ini semua pengen pergi jalan-jalan dari pagi sampai sore buat belanja oleh-oleh rekreasi. Tapi aku enggak ikut karena badanku enggak enak.

"Lex, kamu enggak ikut?" tanya mamiku. 
"Enggak yah Mam aku enggak enak badan nih tapi aku minta di bawain kue mochi saja yah Mah" kataku. 
"Yah sudah istirahat yah jangan main-main lagi" kata Mami. 
"Erni, kamu mau kan tolong jagain si Alex nih yah, nanti kalau kamu ada pesenan yang mau di beli biar sini aku beliin" kata Mami pada Tante Erni. 
"Iya deh Kak aku jagain si Alex tapi beliin aku tales sama sayuran yah, aku mau bawa itu buat pulang besok" kata Tante Erni.

Akhirnya mereka semua pergi, hanya tinggal aku dan Tante Erni berdua saja di villa, Tante Erni baik juga sampai-sampai aku di bikinin bubur buat sarapan, jam menunjukan pukul 9 pagi waktu itu.

"Kamu sakit apa sih Lex? kok lemes gitu?" tanya Tante Erni sambil nyuapin aku dengan bubur ayam buatannya. 
"Enggak tahu nih Tante kepalaku juga pusing sama panas dingin aja nih yang di rasa" kataku.

Tante Erni begitu perhatian padaku, maklumlah di usia perkawinannya yang sudah 5 tahun dia belum dikaruniai seorang buah hati pun.

"Kepala yang mana Lex atas apa yang bawah?" kelakar Tante Erni padaku. Aku pun bingung, "Memangya kepala yang bawah ada Tante? kan kepala kita hanya satu?" jawabku polos. 
"Itu tuh yang itu yang kamu sering tutupin pake segitiga pengaman" kata Tante Erni sambil memegang si kecilku. 
"Ah Tante bisa saja" kataku. 
"Eh jangan-jangan kamu sakit gara-gara semalam yah" aku hanya diam saja.



Selesai sarapan badanku dibasuh air hangat oleh Tante Erni, pada waktu dia ingin membuka celanaku, kubilang, "Tante enggak usah deh Tante biar Alex saja yang ngelap, kan malu sama Tante" 
"Enggak apa-apa, tanggung kok" kata Tante Erni sambil menurunkan celanaku dan CDku.

Dilapnya si kecilku dengan hati-hati, aku hanya diam saja. 
"Lex mau enggak pusingnya hilang? Biar Tante obatin yah" 
"Pakai apa Tan, aku enggak tahu obatnya" kataku polos. 
"Iyah kamu tenang saja yah" kata Tante Erni.


Lalu di genggamnya batang penisku dan dielusnya langsung spontan saat itu juga penisku berdiri tegak. Dikocoknya pelan-pelan tapi pasti sampai-sampai aku melayang karena baru pertama kali merasakan yang seperti ini.

"Achh.. cchh.." aku hanya mendesah pelan dan tanpa kusadari tanganku memegang vagina Tante Erni yang masih di balut dengan celana pendek dan CD tapi Tante Erni hanya diam saja sambil tertawa kecil terus masih melakukan kocokannya. Sekitar 10 menit kemudian aku merasakan mau kencing.

"Tante sudah dulu yah aku mau kencing nih" kataku. 
"Sudah, kencingnya di mulut Tante saja yah enggak apa-apa kok" kata Tante Erni.

Aku bingung campur heran melihat penisku dikulum dalam mulut Tante Erni karena Tante Erni tahu aku sudah mau keluar dan aku hanya bisa diam karena merasakan enaknya.

"Hhgg..achh.. Tante aku mau kencing nih bener " kataku sambil meremas vagina Tante Erni yang kurasakan berdenyut-denyut. 
Tante Ernipun langsung menghisap dengan agresifnya dan badanku pun mengejang keras. 
"Croott.. ser.. err.. srett.." muncratlah air maniku dalam mulut Tante Erni, Tante Erni pun langsung menyedot sambil menelan maniku sambil menjilatnya. Dan kurasakan vagina Tante Erni berdenyut kencang sampai-sampai aku merasakan celana Tante Erni lembab dan agak basah. 
"Enak kan Lex, pusingnya pasti hilang kan?" kata Tante Erni. 
"Tapi Tante aku minta maaf yah aku enggak enak sama Tante nih soalnya Tante.." 
"Sudah enggak apa-apa kok, oh iya kencing kamu kok kental banget, wangi lagi, kamu enggak pernah ngocok Lex?" 
"Enggak Tante" 


Tanpa kusadari tanganku masih memegang vagina Tante Erni.

"Loh tangan kamu kenapa kok di situ terus sih". Aku jadi salah tingkah 
"Sudah enggak apa-apa kok, Tante ngerti" katanya padaku. 
"Tante boleh enggak Alex megang itu Tante lagi" pintaku pada Tante Erni. Tante Erni pun melepaskan celana pendeknya, kulihat celana dalam Tante Erni basah entah kenapa. 
"Tante kencing yah?" tanyaku. 
"Enggak ini namanya Tante nafsu Lex sampai-sampai celana dalam Tante basah".

Dilepaskannya pula celana dalam Tante Erni dan mengelap vaginanya dengan handukku. Lalu Tante Erni duduk di sampingku

"Lex pegang nih enggak apa-apa kok sudah Tante lap" katanya. Akupun mulai memegang vagina Tante Erni dengan tangan yang agak gemetar, Tante Erni hanya ketawa kecil. 
"Lex, kenapa? Biasa saja donk kok gemetar kaya gitu sih" kata Tante Erni. Dia mulai memegang penisku lagi, "Lex Tante mau itu nih". 
"Mau apa Tante?" 
"Itu tuh", aku bingung atas permintaan Tante Erni. 
"Hmm itu tuh, punya kamu di masukin ke dalam itunya Tante kamu mau kan?" 
"Tapi Alex enggak bisa Tante caranya" 
"Sudah, kamu diam saja biar Tante yang ajarin kamu yah" kata Tante Erni padaku.

Mulailah tangannya mengelus penisku biar bangun kembali tapi aku juga enggak tinggal diam aku coba mengelus-elus vagina Tante Erni yang di tumbuhi bulu halus.

"Lex jilatin donk punya Tante yah" katanya. 
"Tante Alex enggak bisa, nanti muntah lagi" 
"Coba saja Lex" 

Tante pun langsung mengambil posisi 69. Aku di bawah, Tante Erni di atas dan tanpa pikir panjang Tante Erni pun mulai mengulum penisku. 

"Achh.. hgghhghh.. Tante" 



Aku pun sebenarnya ada rasa geli tapi ketika kucium vagina Tante Erni tidak berbau apa-apa. Aku mau juga menjilatinya kurang lebih baunya vagina Tante Erni seperti wangi daun pandan (asli aku juga bingung kok bisa gitu yah) aku mulai menjilati vagina Tante Erni sambil tanganku melepaskan kaus u can see Tante Erni dan juga melepaskan kaitan BH-nya, kini kami sama-sama telanjang bulat.

Tante Erni pun masih asyik mengulum penisku yang masih layu kemudian Tante Erni menghentikannya dan berbalik menghadapku langsung mencium bibirku dengan nafas yang penuh nafsu dan menderu.

"Kamu tahu enggak mandi kucing Lex" kata Tante Erni. 

Aku hanya menggelengkan kepala dan Tante Erni pun langsung menjilati leherku menciuminya sampai-sampai aku menggelinjang hebat, ciumannya berlanjut sampai ke putingku, dikulumnya di jilatnya, lalu ke perutku, terus turun ke selangkanganku dan penisku pun mulai bereaksi mengeras. Dijilatinya paha sebelah dalamku dan aku hanya menggelinjang hebat karena di bagian ini aku tak kuasa menahan rasa geli campur kenikmatan yang begitu dahsyat. Tante Erni pun langsung menjilati penisku tanpa mengulumnya seperti tadi dia menghisap-hisap bijiku dan juga terus sampai-sampai lubang pantatku pun dijilatinya sampai aku merasakan anusku basah.

Kulihat payudara Tante Erni mengeras, Tante Erni menjilati sampai ke betisku dan kembali ke bibirku dikulumnya sambil tangannya mengocok penisku, tanganku pun meremas payudara Tante Erni. Entah mengapa aku jadi ingin menjilati vagina Tante Erni, langsung Tante Erni kubaringkan dan aku bangun, langsung kujilati vagina Tante Erni seperti menjilati es krim.

"Achh.. uhh.. hhghh.. acch Lex enak banget terus Lex, yang itu isep jilatin Lex" kata Tante Erni sambil menunjuk sesuatu yang menonjol di atas bibir vaginanya.

Aku langsung menjilatinya dan menghisapnya, banyak sekali lendir yang keluar dari vagina Tante Erni tanpa sengaja tertelan olehku.

"Lex masukin donk Tante enggak tahan nih" 
"Tante gimana caranya?"

Tante Erni pun menyuruhku tidur dan dia jongkok di atas penisku dan langsung menancapkannya ke dalam vaginanya. Tante Erni naik turun seperti orang naik kuda kadang melakukan gerakan maju mundur. Setengah jam kami bergumul dan Tante Erni pun mengejang hebat.

"Lex Tante mau keluar nih eghh.. huhh achh" erang Tante Erni.

Akupun di suruhnya untuk menaik turunkan pantatku dan tak lama kurasakan ada sesuatu yang hangat mengalir dari dalam vagina Tante Erni. Hmm sungguh pengalaman pertamaku dan juga kurasakan vagina Tante Erni mungurut-urut penisku dan juga menyedotnya. Kurasakan Tante Erni sudah orgasme dan permainan kami terhenti sejenak. Tante Erni tidak mencabut penisku dan membiarkanya di dalam vaginanya

"Lex nanti kalau mau kencing kaya tadi bilang ya" pinta Tante Erni padaku.

Akupun langsung mengiyakan tanpa mengetahui maksudnya dan Tante Ernipun langsung mengocok penisku dengan vaginanya dengan posisi yang seperti tadi.

"Achh .. Tante enak banget achh.., gfggfgfg.." kataku dan tak lama aku pun merasakan hal yang seperti tadi lagi. 
"Tante Alex kayanya mau kencing niih"

.


Tante Erni pun langsung bangun dan mengulum penisku yang masih lengket dengan cairan kewanitaanya, tanpa malu dia menghisapnya dan tak lama menyemburlah cairan maniku untuk yang ke 2 kalinya dan seperti yang pertama Tante Erni pun menelannya dan menghisap ujung kepala penisku untuk menyedot habis maniku dan akupun langsung lemas tapi disertai kenikmatan yang alang kepalang.

Kami pun langsung mandi ke kamar mandi berdua dengan telanjang bulat dan kami melakukannya lagi di kamar mandi dengan posisi Tante Erni menungging di pinggir bak mandi. Aku melakukannya dengan cermat atas arahan Tante Erni yang hebat. Selasai itu jam pun menunjukan pukul 1 siang langsung makan siang dengan telur dadar buatan Tante Erni, setelah itu kamipun capai sekali sampai-sampai tertidur dengan Tante Erni di sampingku, tapi tanganku kuselipkan di dalam celana dalam Tante Erni. Kami terbangun pada pukul 3 sore dan sekali lagi kami melakukannya atas permintaan Tante Erni, tepat jam 4:30 kami mengakhiri dan kembali mandi, dan rombongan ibu-ibu pun pulang pukul 6 sore.

"Lex kamu sudah baikan?" tanya Mamiku. 
"Sudah mam, aku sudah seger n fit nih" kataku. 
"Kamu kasih makan apa Ni, si Alex sampai-sampai langsung sehat" tanya Mami sama Tante Erni. 
"Hanya bubur ayam sama makan siang telur dadar terus kukasih saja obat anti panas" kata Tante Erni.

Esoknya kamipun pulang ke jakarta dan di mobil pun aku duduk di samping Tante Erni yang semobil denganku. Mami yang menyopir ditemani Ibu Herman di depan. Di dalam mobilpun aku masih mencuri-curi memegang barangnya Tante Erni.

Sampai sekarang pun aku masih suka melakukannya dengan Tante Erni bila rumahku kosong atau terkadang ke hotel dengan Tante Erni. Sekali waktu aku pernah mengeluarkan spermaku di dalam sampai 3 kali. Kini Tante Erni sudah dikarunia 2 orang anak yang cantik. Baru kuketahui bahwa suami Tante Erni ternyata menagalami ejakulasi dini. Sebenarnya kini aku bingung akan status anak Tante Erni.

Yah, begitulah kisahku sampai sekarang aku tetap menjadi PIL Tante Erni bahkan aku jadi lebih suka dengan wanita yang lebih tua dariku. Pernah juga aku menemani seorang kenalan Tante Erni yang nasibnya sama seperti Tante Erni, mempunyai suami yang ejakulasi dini dan suka daun muda buat obat awet muda, dengan menelan air mani pria muda.
THE END

(Baca Juga Selanjutnya Sungguh Enak Ngentot Perawan Pacarku )

VODKAPOKER88.COM - Poker Online Indonesia Terbesar Dan Terpercaya. 

Sungguh Enak Ngentot Perawan Pacarku

CERITA BISYAR 18++


Sebelumnya kuperkenalkan dulu siapa diriku. Namaku Nunu, seorang mahasiswa semester pertama di universitas JS di kota P dan nama pacarku Rirrie, sekolah di SMU Negeri 1 kelas III di kota P juga. Wajahnya cantik walaupun tidak secantik bintang sinetron, manis tepatnya. Punya alis mata yang hitam tebal yang sangat kontras dengan kulitnya yang putih. Dengan hidung yang mungil lucu plus bibir "dower" yang selalu merah dan dihiasi dengan gigi yang sedikit tidak teratur tetapi justru giginya itu yang menjadi daya tariutamanya. Tingginya sekitar 155 cm, berat 47 kg. Badannya mungil tapi montok. Bahu yang datar dan badan yang tegap dihiasi dengan sepasang payudara indah berukuran 32B yang proporsional sekali dengan tubuhnya. Pantat yang terbentuk rapi disertai sepasang kaki yangindah, terutama betisnya. Pinggang yang ramping, perut yang datar dan pinggul yang tidak terlalu besar. Tapi sungguh, dengan keadaan tubuh seperti itu, tidak ada pria yang bisa menahan napsunya jika melihatnya sedang telanjang bulat. Tentu saja.Kejadian ini kualami kalau tidak salah hari Kamis tanggal 7 Desember 1998. Aku barus saja menjemputnya pulang sekolah jam setengah dua siang. Biasanya sich dia bawa motor sendiri, cuman hari itu entah kenapa dia berangkat sekolah naik becak. Jadinya saat pulang sekolah dia menelponku minta dijemput. Panas sekali hari itu. Saat sampai di rumahnya aku tidak langsung pulang. Aku mampir sejenak buat sekedar menghilangkan rasa haus. Aku duduk di ruang tamu, di sofa yangpanjang, sementara dia mengganti baju sekolahnya dengan gaun santai. Entah model apa bajunya, yang jelas dia memakai kaos dengan celana pendek yang berbahan kaos juga. Dia tampak seksi sekali dengan dandanan seperti itu. Dia balik sambil membawa segelas sirup dingindan kemudian tiduran di sofa dengan posisi kepalanya di pangkuanku.



Kami pun berbasa-basi, saling menanyakan kabar masing-masing. Karena memang kita sudah lama tidak ketemu. Aku barusan pulang dari Jogja, tinggal di sana beberapa hari. Dia orangnya memang gampang sekali kangen sama pacarnya. Ditinggal beberapa hari saja sudah seperti sebulan hebohnya. Dan kalau dia sedang kangen, rugi aku kalau tidak ada di sisinya. Tau maksudnya kan?

Lalu kami mulai bercerita tentang kegiatan kami masing-masing selama ini sambil sesekali saling mencumbu, berciuman dan berpagutan mesra. Saling memainkan lidah. Kubiarkan mulutnya melumat bibirku. Kubiarkan giginya menggigit lembut bibirku. Kurasakan lidahnya menari-nari di dalam mulutku. Napasnya yang lembut mendera wajahku. Oh ya, aku paling suka "kissing" dengannya saat dia sedang makan coklat. Rasanya jadi tambah enak. Dan seperti biasa kalau kami sedang berasyik
masyuk, kedua belah tanganku selalu menari-nari di tubuhnya. Selalu! Orang dianya sendiri yang minta buat dijamah. "Pokoknya kalau kamu sedang mencumbuku, sekalian dech tangan kamu ngerjain tubuhku. Biar tidak nanggung. Tapi harus di bagian yang sensitif. Seperti di daerah
sini, sini dan di sini!" katanya kepadaku suatu waktu sambil
tangannya menunjuk leher, dada dan bawah perutnya. Enak katanya. Akunya sich oke-oke aja. Siapa yang bakal menolak ditawarin kerjaan seperti itu.

Mulailah pekerjaanku. Kudekatkan kepalaku ke lehernya, kukecup perlahan leher itu kemudian kugigit perlahan. Dia mendongakkan kepalanya tanda dia merasa kegelian. Kucium daerah telinganya dan kukulum bagian telinga yang menggelambir. Dia mendesah perlahan dan
kemudian melingkarkan kedua tangannya ke leherku. Tangan kananku pun berusaha menopang punggungnya agar tubuhnya sedikit tegak  ( Dapatkan Hadiah Utama IPHONE X bagi Pemenang JACKPOT SUPER ROYALFLUSH )  dan tangan kiriku segera kumasukkan ke balik bajunya, mengakibatkan kaosnya terangkat sampai ke perut. Tanganku menyentuh kulitnya yang halus. Menyusup ke punggungnya untuk melepas tali BH-nya. Dan mulailah tanganku menjelajahi bukit barisan itu. Kuremas payudaranya, terasa lembut sekali, diapun merintih. Kupilin putingnya, dia mengerang.
Kutarik puting itu dan diapun mendesah. "Ahh..!" Kuputar-putar jariku di sekitar puting itu "Sshhh..!" Dia mengerang merasakan kenikmatan itu. Kuremas-remas buah dada itu berulangkali, kucubit bukit itu. Rasanya kenyal sekali. Nggak bakalan bosan walaupun tiap hari aku disuruh menyentuhnya.


Lalu tanganku pun turun menyusuri perutnya, menuju hutan tropis. Masuk ke dalam celana dalamnya yang terbuat dari kain satin dengan sedikit renda pada bagian vaginanya. Kutemukan tumpukan kecil daging yang ditumbuhi rambut-rambut halus. Kugunakan jari telunjuk dan jari manisku untuk membelah labianya yang masih terasa liat sementara jari tengahku kumasukan sedikit ke dalam liang senggamanya. "Mmhhh..." Dia kegelian. Kedua kakinya nampak terjulur lurus, sedikit menegang.
Kucari seonggok daging kecil diantaranya. Bagian yang mampu mengantarkan seorang wanita merasakan apa arti hidup yang
sesungguhnya. Setelah kutemukan mulai tanganku memainkannya. Kusentuh klitoris itu lembut sekali, namun akibatnya sungguh luar biasa.
Tubuhnya menggelinjang hebat dengan kedua kaki terangkat ke atas menggapai-gapai di udara. Dia melenguh dengan mata terpejam dan lidah yang menjilati bibirnya. Langsung kulumat mulutnya. Dia pun membalas dengan ganas. "Uuhhhh..." Lalu tangan kiriku berusaha menarik
klitorisnya, kupencet, kusentil, kupetik, kugesek dengan jari tengahku. Dia memang paling suka disentuh klitorisnya. Dan kalau
sudah disentuh, bisanya seperti orang sakau. Mendesah, mengerang, dan menggigil.

Pernah suatu ketika aku ditelpon supaya datang ke rumahnya cuma untuk "memainkan" klitorisnya. Ya, ampuun... setelah puas bermain api, kami pun mencari air untuk menyiramnya. Ehh.. sorry, ngelantur. Tak lama kemudian dia mengajakku ke lantai dua

"Mas, naik ke atas yuk?" "Mo ngapain?" tanyaku.
"Ke kamarnya Mbak Dian, di sini panas. Ada AC di sana." "Boleh!" aku setuju.

Kami pun naik ke lantai dua. Satu persatu anak tangga itu kami lewati
dan kami pun masuk ke kamar Mbak Dian. Aku langsung tiduran di tempat tidur, sementara dia menyalakan AC-nya. Lalu dia rebah di sampingku. Kami bercerita lagi dan bercumbu lagi. Kali ini kulepas kaosnya,
setumpuk daging segar menggunung di dadanya yang tertutup BH semi transparan seolah ingin melompat keluar. Waw, menantang sekali dan kemudian dengan kasar kusentakkan BH itu hingga terlepas, lalu terhamparlah pemandangan alam. Nampak Sindoro Sumbing yang berjejer rapi. Bergelanyut manja di dadanya. Putingnya yang berwarna coklat kemerahan kokoh tegak ke atas mengerling ke arahku menantang untuk kunikmati. Payudaranya betul-betul indah bentuknya, terbungkus kulit

kuning langsat tanpa cacat sedikitpun, yang tampak membias jika terkena cahaya, yang menandakan payudara itu masih sangat kencang. Maklum payudara perawan yang rajin merawat tubuh. Namun dengan payudara seperti itu, jangankan menyentuh, cuma dengan memandangnya saja kita akan segera tahu kalau payudara itu diremas akan terasasangat lembut di tangan.


Kudekatkan wajahku ke dadanya. Mulutku kubuka untuk menikmati kedua payudaranya. Bau harum khas tubuhnya semerbak merasuk ke dalam hidungku. Kuhisap salah satu putingnya, kugigit-gigit kecil. Lidahku bergerak memutar di sekitar puting susunya. Dia mengejang kegelian. Menjambak rambutku dan ditekankan kepalaku ke dadanya. Wajahku terbenam di sana. Kugigit sedikit bagian dari bukit itu dan kusedot
agak keras. Nampaklah tanda merah di sana. Puas kunikmati dadanya, mulailah ada hasrat yang menuntut untuk berbuat lebih. Tampak juga di wajah Rirrie. Matanya menatapku sayu. Wajahnya memerah dan napasnya memburu. Kalau dia dalam keadaan seperti ini, dapat dipastikan diasedang terangsang berat. Dan aku yakin kemaluannya pasti sudah basah.

Aku bertanya padanya, "Rie, sekali-kali kita ngewek yuk!" "Ah, tidak mau ah!" dia menolak.
"Kenapa?" tanyaku. "Aku malu," jawabnya.
"Malu sama siapa?" tanyaku lagi.
"Aku malu diliat bugil. Aku malu kamu liat anuku." terangnya.
"Lho, kamu ini aneh. Masa hampir tiap hari kupegang memek kamu, cuma ngeliat malah tidak boleh?" tanyaku keheranan.
"He.." dia tertawa manja. Otakku bekerja mencari akal.
"Atau gini aja, kamu ambil selimut buat nutupin tubuh kamu. Ntar kita
cari gaya yang bikin memek kamu nggak keliatan," usulku sembarangan, nggak taunya dia setuju.
"Iya dech Mas"
Aku girang setengah mati. Lalu dia pun turun ke bawah mengambil selimut. Tak lama kemudian dia sudah ada di hadapanku lagi dengan sebuah selimut batik di tangannya. Lalu selimut itu diserahkannya kepadaku.

"Nah, sekarang kamu lepas semua pakain kamu!" perintahku.
Dia pun segera melepas semua pakaiannya. Sungguh anggun cara dia melepas pakaian. Perlahan namun pasti. Apalagi saat dia mengangkat

kedua tangannya untuk melepas penjepit rambut yang menyebabkan rambutnya terurai indah menutupi sebagian pundaknya. Oh, cantik sekali dia. Berdiri telanjang tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhnya. Layaknya seorang bidadari. Dengan payudara yang kencang mengantung indah, dengan bulu halus yang tertata rapi menghiasi bagian bawah perutnya. Dan ketika sadar dirinya telanjang bulat, secepat kilat dia merampas selimut yang ada di tanganku dan digunakanya untuk menutupi tubuhnya. Kusuruh dia untuk naik ke atas tempat tidur dalam posisi merangkak membelakangiku. Aku segera
melepas seluruh pakaianku. Dia menengok ke belakang dan tak sengaja menatap penisku yang sudah tegang berat dan langsung memalingkan wajah. Jengah. Sambil merajuk manja. "Ihhh..."

Walaupun kami sering bercumbu tapi kami belum pernah saling mempertontonkan alat vital masing-masing. Kalau saling pegang atau sekedar nyentuh sich sering. Makanya jangan heran kalau dia jengah waktu melihat penisku. Dan lagi dia itu orangnya pasif.
Penginnya "dikerjain" melulu, tapi kalau disuruh "ngerjain" suka ogah- ogahan. Padahal sebenarnya dia senang sekali kalau disuruh memegang penisku. Tapi itulah dia, dia yang seorang Rirrie yang penuh dengan
tanda tanya. Yang aku pun masih suka bingung untuk mengikuti jalan pikirannya.


Aku pun segera mendekat membawa seluruh amunisi yang kupunya. Siap dalam duel berdarah. Kuangkat sedikit selimut yang menutupi pantatnya dan harum birahi yang amat kusukai dari vaginanya menyebar. Tanganku pun masuk ke balik selimut itu. Mencari daerah jajahan yang harus dikuasai. Meraba-raba sampai akhirnya kutemukan gundukan itu. Terasa benar bulu kemaluannya di jariku.

"Aowww... iiihhh! Mas nakal!" Dia protes ketika aku berusaha mencabut beberapa helai bulu kemaluannya. Sebelumnya buat para pembaca, aku melakukan ini semua tanpa melihat ke arah vaginanya. Bayangkan, bagaimana sulitnya. Soalnya aku belum pernah menatap langsung vagina sekarang ini. Mulai kupusatkan perhatianku di daerah selangkangannya. Vaginanya terasa basah. Pasti dia sudah sangat terangsang. Dan kucari letak lubangnya dengan jariku.

"Ah, geli Mas!" dia tersentak ketika tak sengaja tanganku menyentuh klitorisnya.
"Hore ketemu...!!!" aku teriak kegirangan.

Akhirnya kutemukan lubang itu. Kumasukkan seperempat jari telunjukku ke dalam vaginanya. Sebentar kuputar-putar disana. Pinggulnya bergerak-gerak tanda dia kegelian. Lalu kutarik kembali dan kini
pelan-pelan kusorongkan rudalku untuk mencoba menembus dimensi itu. Saat pertama penisku menyentuh vaginanya, secara refleks dia mengatupkan kedua kakinya.

"Dasar perawan.." kataku di dalam hati.
Lalu perlahan kucoba merenggangkan kakinya. Terasa ada penolakan halus disana.
"Ayo dong sayang, direngganging sedikit kakinya. Katanya pengen di entotin."
Dia nurut, perlahan dia mulai mengangkangkan kedua kakinya. Rudalku pun kembali mencari sasarannya. Mulai menempel di bibir vaginanya. Terasa hangat di situ.

"Aduh Mas, aku deg-degan nich" "Udah kamu tenang aja dech!"
Perlahan tanganku mencoba untuk membuka tabir itu. Kugunakan jemari tanganku untuk menguak vagina itu. Sedikit terbuka. Dan kucoba memasukkan penisku. "Bless!" Kepala rudalku mulai masuk, membuat Rirrie mengerang kesakitan, membuatnya sedikit tidak nyaman.

"Aduh, Mas, sakit nich!" dia merintih. BONUS DEPOSIT 40% u/K NEW MEMBER
Kepalanya mendongak ke atas dengan mimik menahan rasa sakit. "Tahan sebentar ya sayang! Sakitnya paling cuma sebentar kok." Kasihan juga sich melihat dia begitu. Tapi demi kenikmatan itu apa boleh buat.
Namun saat kepala rudalku mulai menguak masuk vaginanya, terasa ada energi yang sangat kuat dari dalam vaginanya mencoba untuk menyedot penisku agar masuk ke dalam vagina itu. Sampai pinggulku tertarik
maju membuat seluruh penisku melesak ke dalam lubang itu. "Sleep..."

"Ah, Mas sakit nich!" "Tapi kok enak ya Mas?"
"Makanya kalo pengen lebih enak jangan ribut terus!" kataku.
"Enak tapi kok aneh ya Mas? Kayak ada yang ngganjel," dia ngomong sekenanya.
Aku pun tertawa.
"Kamu santai aja dong, jangan tegang gitu."


Dia menuruti perintahku. Dan sensasi yang belum pernah kami rasakan mulai meresap di diri kami. Penisku rasanya seperti diremas-remas lembut sekali oleh suatu benda asing yang hangat dan basah tak dikenal, disedot-sedot oleh vaginanya. Duh.. nikmatnya luar biasa. Mataku sampai nanar menahan kenikmatan itu. Lembab namun terasa sangat nyaman. Mulai kugerakkan maju mundur pinggangku, kugenjot penisku perlahan dan kemudian sedikit demi sedikit kupercepat genjotanku, kadang-kadang kupelankan sambil kubenamkan sedalam- dalamnya ke lubang vaginanya sampai dia menjerit, "Mas.. Mas aduh yang ini sich enak banget.. tusuk lagi dong yang keras Mas!" Rirrie memohon.

Langsung saja kuturuti permintaannya. penisku bergesekan dengan dinding vaginanya yang membuahkan kenikmatan tersendiri bagi kami. Mengakibatkan bunyi berdecak yang mengiringiku menuju sejuta kenikmatan.

Tidak lama kemudian Ririe mendesah hebat sambil badannya bergerak ke sana-kemari, cepat sekali, badannya meliuk-liuk, tangannya meremas- remas sprei tempat tidur hingga acak-acakan.
"Uuuhh.. enak sekali Mas.. pelanin dong nyodoknya," rintih Rirrie. Kuturuti kemauanya.
"Uh!" nikmat sekali rasanya.

Kupompa perlahan-lahan sambil kunikmati kenikmatan yang menjalar ke seluruh tubuhku. Sebentar-sebentar dia menggoyangkan pinggulnya, seolah-olah ingin agar penisku juga merasakan kenikmatan itu. Kedua belah tanganku bergerak kesana kemari menjelajahi bagian belakang tubuhnya. Kujambak rambutnya dan kudongakkan kepalanya. Kubungkukan badanku lalu kuciumi punggungnya. Kujilati leher itu. Kutampar perlahan pantat Rirrie. Dia menjerit kecil. Tanganku pun mengarah ke depan menyambar payudaranya yang menggelantung tak berdaya. Manggut- manggut mengikuti gerakan badannya. Membuatku semakin horny. Payudaranya terasa lebih keras dari biasanya. Mungkin karena dia

Kuremas-remas dengan kasar. Kupilin-pilin putingnya dan, "Plop..." ya ampun puting itu terlepas. Rambutnya yang panjang melambai-lambai mengikuti irama genjotanku. Matanya terlihat amat sayu dan sebentar- sebentar terpejam. Hingga akhirnya...

"Adduuhh.. Rirrie tidak kuat lagi Mas.." "Rirrie pengen pipis.."
"Masss.. aaakhh.."

Kurasakan dia menekan vaginanya sedalam mungkin sambil menggoyang- goyangkan pinggulnya dan mengatupkan kedua kakinya yang membuat penisku semakin keras terjepit. Namun sungguh, tindakannya justru makin menambah nikmat gesekan yang kurasakan. Tubuhnya tersentak dan berdiri tegak membelakangiku. Kepalanya disandarkan di bahuku.

"Masss.. enak sekalii.. Hmmm.."
Lalu kulihat kepalanya mendongak ke atas dan kedua bola matanya membalik seperti orang kesurupan. Tangannya bergerak ke belakang memeluk tubuhku. Dan menekan kuat tubuhku seolah ingin menyatukan dengan tubuhnya. Intensitas denyutan vaginanya semakin tinggi dan kekuatan menyedotnya pun bertambah besar. Yang menyebabkan penisku terasa semakin tertarik di liang senggamanya. Kupercepat lagi
genjotanku. Dan akhirnya...

"Ohhh... aaakhhh.. ouch... Mas enak!"
Teriakannya keluar seiring orgasme yang dicapainya. "Seerrr..." cairan bening pun keluar membasahi liang senggamanya. Banjir. Kurasakan suhu di sekitar situ bertambah panas. Sekian lama berlalu tapi Rirrie masih terus memejamkan matanya dan menekan kuat pinggulnya. Menggerak-gerakannya kekiri dan kekanan. Mencoba untuk menyerap segala kenikmatan yang baru pernah dirasakanya. Dia meracau tak karuan. Saat orgasme yang dialaminya berakhir, dia pun terkulai
lemas. Menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur dengan mata terpejam. Dalam posisi nungging. penisku terlepas dari vaginanya. Tubuhnya bermandikan keringat. Semakin menambah pesona kecantikan tubuhnya. Tak sengaja aku melihat daerah selangkangannya. Ternyata bentuk vaginanya bagus sekali.

Vaginanya yang berwarna merah jambu nampak merekah sedikit monyong dan labia minora-nya nampak sedikit menjorok keluar. Mungkin karena
tadi rudalku berkali-kali membombardir pertahanannya. Vagina itu berdenyut-denyut dan berkilat terkena cahaya. Sedikit darah keluar
dari dalam vaginanya perlahan turun mengalir ke pahanya. Ternyata dia masih benar-benar perawan. Kubiarkan dia untuk mengatur detak
jantungnya. Agar mampu menghimpun kembali energi yang secara mendadak


dikeluarkannya. Sepertinya dia agak shock. Maklum, pengalaman pertama. 

"Mas... yang barusan itu enak sekali." Dia berbisik sambil menatapku dengan senyum kecil di sudut bibirnya. Senyum penuh kepuasan. Lalu kurebahkan tubuhnya sehingga dia dalam posisi tengkurap tidur, aku pun merebahkan tubuhku menindih punggungnya. Tanganku bergerak kembali ke arah selangkangannya. Becek sekali di sana. Kucari kembali letak liang senggama itu.

"Ayo sayang buka kembali surga kamu," pintaku. BONUS HARIAN Rp.10.000 Setiap harinya
Perlahan dia mengangkangkan kembali kedua kakinya. Dan kini giliranku untuk memetik kemenangan itu. Begitu melihat Rirrie membuka sedikit saja selangkangannya, semangatku langsung membara lagi. Kuambil ancang-ancang untuk memasukkan kembali penisku. Satu.. dua.. tiga.. dan, "Bleess..." dengan mudahnya penisku menembus vaginanya. Tanpa permisi dan karena sudah tidak sabar langsung kugenjot dengan kecepatan tinggi. Tak lama kemudia kurasakan seluruh urat nadiku menegang dan darah mengalir ke satu titik. Aku akan mencapai orgasme.

Rie, Mas mau keluar nich.." "Gantian Ya?"
"Iya Mas, dienak-enakin lho!"

Rirrie berkata sambil kembali mengatupkan kedua kakinya. Terasa dia sedikit mengejan untuk memberi kekuatan di daerah perutnya yang mengakibatkan otot-otot di sekitar vaginanya kembali mencengkeram kuat. Semakin kupacu genjotanku dan akhirnya pada saat akan terjadi titik kulminasi kuangkat tubuhku dan kutarik penisku keluar dari vaginanya dan langsung kubalikan tubuh Rirrie dan kuraih tangan kanannya lalu kusuruh dia mengocok penisku. Kutarik kepalanya mendekati penisku. Penisku seperti dipompa sampai bocor. Air maniku  pun menyembur kencang dalam genggaman tangannya. Mengenai wajahnya. Aku melenguh. Kulihat air maniku menetes di sprei tempat tidur. Air
maniku sepertinya tidak mau berhenti. Tanganya yang lembut terus mengurut penisku dengan cepat, mengusap-usap kepala rudalku dengan ibu jarinya. Sampai air mani terakhir menetes di tangannya. Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa. Sampai terasa ke tulang sumsum.

"Enak Mas?" tanya Rirrie. Aku mengangguk.
"Belum pernah aku merasakan yang se.pertii.. ini," jawabku terbata- bata.

"Mas kapan-kapan kita ngewek lagi ya Mas?" pintanya.
"Iya sayang. Suatu saat kita bakal ngewe lagi.. Kita cari gaya yang lainnya," jawabku perlahan.
"Sekarang Mas pengen bobo dulu. Mas kecapean nich," aku memohon. "Iya dech Mas," balasnya.
"Mas.. Rirrie tambah sayang dech sama Mas."
Dan aku pun mendapatkan ciuman paling hangat di bibir dalam sejarahku bersamanya. Lalu tangannya turun ke bawah memegang penisku yang sudah lembek dan meremas-remasnya dengan lembut sampai dia terlelap. Kemudian kupeluk tubuhnya, kukecup keningnya lembut dengan berjuta perasaan yang ada. Dengan sisa kekuatan yang ada, kuangkat badanku
dan balik posisi badanku hingga kepalaku berada di antara selangkangannya. Kukecup lembut vagina itu. Kujilat sedikit lendir yang membasahinya. Kunikmati sebentar pesona vaginanya dengan mulutku. Lalu akupun memejamkan mata. Kami pun tertidur meninggalkan senyum kepuasan di bibir kami. . 
(Baca Juga Selanjutnya Pacar Temanku Yang Hyper Sex )



VODKAPOKER88.COM - Poker Online Indonesia Terbesar Dan Terpercaya.